Minggu, 03 April 2011

Marriage vs Money

Pernikahan retak karena beda cara mengatur keuangan? Cegah hal ini se-dini mungkin dengan mulai menata perencanaan keuangan keluarga anda.

Perencanaan keuangan keluarga adalah salah satu hal penting yang sepatutnya dibiicarakan di awal pernikahan. Hal ini menjadi penting karena suami dan istri datang dari dua keluarga dengan nilai yang berbeda serta pola perencanaan keuangan yg berbeda pula. Cara orangtua mengatur keuangan ini akan dicontoh oleh suami/isteri dan dibawa ke keluarga yang baru di bentuk.

Bayangkan situasi di bawah ini: Istri berasal dr keluarga yg menjunjung tinggi nilai uang sehingga dalam perencanaan keuangan lebih banyak uang dialokasikan ke tabungan. Sementara keluarga suami lebih menjunjung nilai kebersamaan sehingga memandang uang sekedar sebagai alat penunjang kebersamaan. Implikasinya suami tidak segan membayar mahal untuk makan malam atau liburan keluarga yang nyaman dan relatif mahal.

Tipe kepribadian yang berbeda antara suami dan istri juga mempengaruhi bagaimana seseorang mengelola keuangan. Pribadi yang spontan cenderung tidak berpikir panjang dlm menggunakan uang. Sementara pribadi yang teratur cenderung memiliki pencatatan & perencanaan teratur, cenderung mempertimbangkan banyak hal sebelum memakai uang. Kembali ke contoh kasus di atas, isteri adalah pribadi yang teratur sementara suami cenderung spontan. Bayangkan apa yang akan terjadi dengan perencanaan keuangan keluarga tersebut. Tentunya topik finansial dapat menjadi sumber konflik bagi si suami dan isteri pada cerita di atas.

Oleh karena itu, komunikasi mengenai perencanaan keuangan keluarga menjadi hal penting. Setiap orang menikah dengan visi tertentu. Namun seringkali visi ini tersimpan dalam benak masing-masing dan jarang didiskusikan secara eksplisit. Pembicaraan mengenai goal dalam keuangan keluarga sebaiknya dibicarakan di awal pernikahan, saat pasangan merumuskan visi pernikahan. Visi pernikahan menjawab pertanyaan: apa yang mereka harapkan dari pernikahan? keluarga seperti apa yang mereka bina? Salah satu topik yang penting untuk disepakati bersama ialah goal perencanaan keuangan dan goal pengasuhan anak.

Jika merumuskan goal perencanaan keuangan terasa sulit, anda bisa mulai dengan langkah berikut:
1. Bicarakan bagaimana pengaturan keuangan dalam keluarga masing-masing. Bagaimana keluarga anda memandang 'uang'? Bagaimana pola pengeluaran di keluarga anda? Apakah ada kebiasaan menabung dan mencatat keuangan? Bagaimana perasaan Anda terhadap pola keluarga tersebut? Bagian mana yang ingin anda lanjutkan dan bagian mana yang ingin anda ubah?
Tips: dalam pembicaraan ini, coba untuk dengarkan pasangan anda. Usahakan tidak memotong pembicaraan. Jika ada hal yang tidak anda setujui, tunggu sampai pasangan selesai bicara dan sampaikan pendapat anda dengan "I message". Mulai dengan "Saya merasa (perasaan anda terhadap pernyataan pasangan).. karena (hal spesifik yang tidak anda setujui).. Saya akan merasa lebih baik jika.. (harapan anda). Hindari kalimat yang dimulai dengan "Kamu sih.." Atau "Kamu selalu...".
Pembicaraan ini akan membantu anda lebih memahami pasangan dan demikian sebaliknya.

2. Setelah anda memahami keadaan pasangan, sekarang waktunya membuat goal perencanaan keuangan bagi keluarga baru anda. Mulai dengan mencari persamaan dari hasil diskusi pertama. Lalu buat kesepakatan mengenai hal-hal yang berbeda.
Tips: dalam membicarakan perbedaan yang berpotensi konflik, sebisa mungkin ikuti pola berikut: dengarkan pasangan anda, refleksikan perasaan dibalik pernyataannya (misal: "Ooh, jadi kamu merasa khawatir kalau uang kita dibelikan saham"), katakan pendapat anda dengan "I message" dan tutup argumen anda dengan pernyataan cinta pada pasangan. Toh, anda memang cinta pada pasangan bukan? Jangan biarkan perbedaan pandangan dalam hal finansial ini jadi halangan cinta dan pernikahan anda berdua.

3. Setelah merumuskan goal perencanaan keuangan keluarga bersama-sama, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan. Untuk mendukung pelaksanaan, buat semacam persetujuan bersama. Akan sangat baik jika persetujuan ini dibuat dalam kalimat yang konkret, spesifik, dapat diukur, memiliki rentang waktu yang jelas dan -tentu saja- realistik. Bentuk persetujuan ini berbeda-beda bagi tiap keluarga, sesuai dengan karakteristik pasangan. Satu yang berlaku sama: "rumuskan segala sesuatu berdasarkan persetujuan bersama dengan pasangan".

Tips-tips di atas akan lebih efektif bagi pasangan yang baru menikah. Bagi anda yang sudah lama menikah, tetapi belum sempat melakukan hal di atas, tidak ada kata terlambat. Ingat saja bahwa anda mencintai pasangan dan tidak akan membiarkan persoalan keuangan menghalangi cinta & pernikahan Anda. Selamat mencoba! ♡


***

Tidak ada komentar: